Bagaimana Belajar Menulis Buku Menurut Pa Akbar Zainudin?

Belajar Menulis Gelombang 8
Pertemuan  8 : Minggu, 5 April  2020
Waktu : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri : Bpk. Akbar Zainudin
Topik : The Story of A Writer  Man Jadda Wajada
Peresume : Unih, S.Pd. (unihsmpn3cipunagara@gmail.com)

Seperti biasanya, sebelum memulai kuliah online malam di belajar menulis gelombang 8, OmJay memberi tahu bahwa pembelajaran akan dimulai, dan untuk hari ini yang menjadi moderator adalah pak Bambang dengan Narasumber pak Akbar Zainudin.

Pa Akbar Zainudin adalah seorang penulis buku Man Jadda Wajada. berkat Man Jadda Wajada ini beliau bisa keliling ke-33 Provinsi di Indonesia. Satu yang belum dikunjungi yaitu PAPUA. Beliau berharap nanti setelah lebaran bisa ke Papua. Beliau menulis sejak SMA saat di Gontor yang kemudian  dilanjutkan ketika menjadi mahsiswa. 

Buku pertama yang beliau tulis yaitu tahun 2008, yang diterbitkan Gramedia, Man Jadda Wajada. Hingga sekarang, baru 13 buku yang  ditulis. Hampir semua bukunya berisi tentang motivasi." Salah satu materi beliau tentang penulisan buku itu ada di link YouTube https://youtu.be/Pvq2dqyWNcQ.

Sementara peserta melihat YouTube, pa Akbar memperkenalkan dirinya dan membagi ilmunya tentang Langkah-Langkah dalam Menulis Buku. 

Menurut Pa Akbar Zainudin, langkah-langkah menulis buku yang di singkat dengan TOJTRP yaitu sebagai berikut:

Langkah pertama adalah T. 
Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. 
Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. 

Langkah kedua adalah O (Outline)
Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI. 
Gunanya outline:
  1. Agar tulisan kita terarah.
  2. Bisa buat jadwal dan target.
  3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis. 
  4. Agar bukunya selesai. 
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai.
Sudah punya tema? Sudah ada daftar isinya belum?
Contoh outline/ struktur daftar isi  untuk naskah fiksi dan non fiksi
Naskah Non Fiksi:
  1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
  2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
  3. Kesimpulan dan Penutup. 
Kalau FIKSI;
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita

Langkah ketiga adalah J (Jadwal)
Buatlah jadwal penulisan. Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. 
Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

Langkah keempat adalah T ( Tuliskan )
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. 
Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. 
Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

Langkah kelima adalah R ( Revisi)
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa.

Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi. 
Apa saja yang direvisi?
  1. Data dan informasi yang kurang. 
  2. Tata Bahasa
  3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir. 
  4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik. Ingat baik-baik. Jangan terpaku dengan satu judul artikel sampai sempurna. Selesaikan saja semua draft bukunya, apapun bentuknya. Setelah draft selesai, baru direvisi.
Langkah keenam adalah P (Penerbit) 
Langkah yang ke enam kita tulisan kita kirim ke penerbit. 
Apa yang menadi pertimbangan penerbit? Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? Buku kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca. 
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit. 
Hal Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Kita harus punya jawabannya. Lalu apakah kita perlu membayar kepada penerbit? Tidak katanya.
Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual. 

Bagaimana cara mengirim naskah?
  1. Naskah harus sudah jadi. 
  2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk. Berapa lama? Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Untuk menghilangkan kepenasaran saya, mengenai orang-orang hebat, saya memberanikan diri untuk bertanya dibelakangnya siapa dan siapakah gurunya.
Lalu bagaimanakah kiat-kiat menghilangkan rasa malas saat kita ingin menulis. 
Kiat-kiat menghilangkan rasa malas saat kita ingin menulis yaitu:
  1. Buat target
  2. Buat jadwal harian jam berapa menulis
  3. Jangan menunda
  4. Paksakan
Untuk mengurangi kepenasaran, saya bertanya dalam diskusi
" Assalamualaikum, saya unih dari subang, pa Akbar sudah menulis sejak SMA dan buku pertamanya tahun 2008 kalau ga salah, waktu bapa masih SMA belajar menulisnya sama siapa apakah ada gurunya kalau boleh tahu siapa gurunya? atau karena kerja keras sendiri cari sendiri dan usaha sendiri. Ide-ide muncul dari membaca atau dari mana bisa menjadi penulis yang hebat. Maaf jika pertanyaannya kurang berkenan๐Ÿ™๐Ÿป

Pak Akbar Jaenudin menjawab " Menulis itu memang butuh mentor. Dari dulu, saya punya mentor menulis. Guru saya. Di pesantren. Selalu menyemangati saya untuk menulis. Dulu, menulisnya di majalah dinding dan majalah siswa. Pas mau buat buku, ada beberapa mentor saya untuk menulis buku. Silakan cari mentornya. Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Harus banyak membaca kalau ingin tulisannya bagus. Dengan banyak membaca, kita bisa lebih banyak perbendaharaan kata."

Pa Akbar Jaenudin Penulis Buku Manjada Wajada memberi pesan kepada saya yang isi pesannya "bapak ibu jadilah mentor untuk anak-anaknya ya..". ๐Ÿ™๐Ÿ™ "Terus berlatih menulis, menulis, dan menulis. Berdisiplin saja setiap hari, nanti tau-tau tulisan  kita akan banyak, akan lebih baik, dan tau-tau jadi buku. Happy Writing. Salam Man Jadda Wajada. Terima kasih untuk antusiasme yang luar biasa.
Itulah penuturan penulis buku Man Jadda Wajada.

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat

Salam persahabatan 
By Unih

Comments

Popular posts from this blog

Kelas 8D Mengidentifikasi Unsur Budaya Di Indonesia