Menulis Tanpa Ide 🤔
Bingung kan? Sekarang saya lagi tak punya ide untuk menulis, jam dinding pun sudah terlihat ngantuk karena jarumnya sudah menunjuk ke arah tepat di angka 12. Sementara saya ingin menulis sebelum tidur, tapi apa ya yang bisa ku tulis. Ta ada ide.
Sambil berfikir, dari luar saya mendengar ada suara air menetes jatuh ke atas tanah. O....h ternyata bunyi hujan.
Malam semakin larut. Tiba-tiba saya mendengar perut berbicara, ternyata baru ingat kalau saya belum makan karena asik memikirkan ide untuk dijadikan tulisan.
Malam semakin larut. Tiba-tiba saya mendengar perut berbicara, ternyata baru ingat kalau saya belum makan karena asik memikirkan ide untuk dijadikan tulisan.
Karena belum punya ide untuk menulis, ah lebih baik saya makan dulu, segera saya menuju meja makan, daya tengok kiri kanan ternyata makanan semuanya sudah habis, saya hanya melihat air bening di gelas. Ahirnya kuminum air itu. Tapi mm rasanya sedikit pait. Eh ternyata di dalam gelas tersebut ada jeruk nipisnya, pantes rasanya asem pait.
Saya ngantuk, ide untuk bahan tulisan pun belum dapat. Ya sudah lah saya tidur saja lebih baik istirahat dulu.
Nah, pemirsa itu adalah contoh saya menulis tanpa ide. Pada hari ini, ada yang lebih wah kalau berbicara menulis tanpa ide. Semalam saya dapat ilmu baru dari kuliah online di grup WA belajar menulis gelombang 8. Selamat menyimak.
Kuliah online: Belajar menulis gelombang 8 bersama Om Jay
Waktu : Selasa, 7 April 2020
Pukul : 19.00 -21.00 WIB
Narasumber : Om Bud (Budiman Hakim)
Tema : Menulis Tanpa Ide
Penulis :Unih(https://unih789.blogspot.com)
Kita mulai saja ya begini penjelasan Om Bud yang saya kutif di WA grup belajar menulis gelombang 8.
“MENULIS TANPA IDE” sebenarnya adalah judul buku pa Budiman Hakim atau sering di panggil Om Bud. Materi yang akan Om Bud bawakan hari ini adalah salah satu bab yang terdapat dalam buku tersebut. Jadi otomatis judul materi kita adalah "menulis tanpa ide"
Teman-teman sekalian, bagaimanakah kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak? Menurut Om Bud mudah saja! Tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi ketika membaca sebuah novel lalu kalian menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat dibilang sukses. Begitu juga kalo kita menulis buku humor, patokan bagus atau tidaknya gampang banget. Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan: Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’. Kesimpulannya adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu. Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan: Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’.
MEMANFAATKAN EMOSI.
Caranya sangat sederhana. Cara tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini biasa saya sebut dengan CERPENTING, singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita tertawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut. Perlu dipahami benar, ya, bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING. Kalo kalian bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya nyoba-nyoba narkoba maka itu cerita penting. Cerpenting haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting. Ceritanya bisa bermacam-macam. Cari cerita yang paling REMEH tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang menggugah emosi kita. Misalnya yang punya anak kecil pastinya sering ngakak ngeliat kelucuan anaknya. Iya kan? Atau kita lagi naik motor terus keabisan bensin sementara kita juga lupa bawa duit karena gak sempet ke ATM. Udah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? TULISKAN!
Atau kalian mau cerita horor waktu dikejar-kejar oleh kecoa terbang? Pokoknya pengalaman remeh apapun yang kalian alami, selama itu menggugah emosi? TULISKAN! Terserah kalianlah apa yang mau ditulis. Intinya apapun yang menggugah emosi? Tuliskan! Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Kenapa? Kalo kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalo kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, pastinya bakalan jadi bagus banget. Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Ya pastilah, topik sepele aja kita mampu, kok. Itu pointnya. Gak usah mikirin apa gunanya tulisan itu. Anggap aja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi, jadi gak ada salahnya kita abadikan. Menulis itu persisi kayak memasak. Supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu. "Berikut beberapa contoh cerpenting yang pernah saya tulis" kata Om Bud, diantaranya yaitu:
Nah, pemirsa itu adalah contoh saya menulis tanpa ide. Pada hari ini, ada yang lebih wah kalau berbicara menulis tanpa ide. Semalam saya dapat ilmu baru dari kuliah online di grup WA belajar menulis gelombang 8. Selamat menyimak.
Kuliah online: Belajar menulis gelombang 8 bersama Om Jay
Waktu : Selasa, 7 April 2020
Pukul : 19.00 -21.00 WIB
Narasumber : Om Bud (Budiman Hakim)
Tema : Menulis Tanpa Ide
Penulis :Unih(https://unih789.blogspot.com)
Kita mulai saja ya begini penjelasan Om Bud yang saya kutif di WA grup belajar menulis gelombang 8.
“MENULIS TANPA IDE” sebenarnya adalah judul buku pa Budiman Hakim atau sering di panggil Om Bud. Materi yang akan Om Bud bawakan hari ini adalah salah satu bab yang terdapat dalam buku tersebut. Jadi otomatis judul materi kita adalah "menulis tanpa ide"
Teman-teman sekalian, bagaimanakah kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak? Menurut Om Bud mudah saja! Tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi ketika membaca sebuah novel lalu kalian menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat dibilang sukses. Begitu juga kalo kita menulis buku humor, patokan bagus atau tidaknya gampang banget. Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan: Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’. Kesimpulannya adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu. Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan: Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’.
MEMANFAATKAN EMOSI.
Caranya sangat sederhana. Cara tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini biasa saya sebut dengan CERPENTING, singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita tertawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut. Perlu dipahami benar, ya, bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING. Kalo kalian bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya nyoba-nyoba narkoba maka itu cerita penting. Cerpenting haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting. Ceritanya bisa bermacam-macam. Cari cerita yang paling REMEH tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang menggugah emosi kita. Misalnya yang punya anak kecil pastinya sering ngakak ngeliat kelucuan anaknya. Iya kan? Atau kita lagi naik motor terus keabisan bensin sementara kita juga lupa bawa duit karena gak sempet ke ATM. Udah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? TULISKAN!
Atau kalian mau cerita horor waktu dikejar-kejar oleh kecoa terbang? Pokoknya pengalaman remeh apapun yang kalian alami, selama itu menggugah emosi? TULISKAN! Terserah kalianlah apa yang mau ditulis. Intinya apapun yang menggugah emosi? Tuliskan! Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Kenapa? Kalo kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalo kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, pastinya bakalan jadi bagus banget. Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Ya pastilah, topik sepele aja kita mampu, kok. Itu pointnya. Gak usah mikirin apa gunanya tulisan itu. Anggap aja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi, jadi gak ada salahnya kita abadikan. Menulis itu persisi kayak memasak. Supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu. "Berikut beberapa contoh cerpenting yang pernah saya tulis" kata Om Bud, diantaranya yaitu:
CERPENTING #1
BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT
Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya.
“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.
“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya lalu cipika-cipiki dengannya.
Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”
“HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”
"Coba dibaca dulu cerpenting di atas ya...." Om Bud menyuruh peserta belajar menulis gelombang 8 agar membaca cerita di atas.
Coba perhatikan cerita sederhana ini. Sama sekali gak penting. Lucu, kan? Kalo mau kekinian, cerita ini bisa kita bikin versi videonya. Maka jadilah konten menarik yang bisa kita posting di IG, Youtube dll. 😂
CERPENTING #2
PERCAKAPAN DI SEBUAH BAR
Saat itu saya sedang berada di sebuah kafe dan duduk di bar bersama Boni. Karena home band yang main gak bagus, akhirnya kami memutuskan untuk ngobrol aja ngediskusiin band-band yang kami suka.
“Eh, Bon. Lo tau Superman is dead?” tanya saya.
Di luar dugaan Boni menjawab,
“Hah? Innalillahiiii….Kapaaan????” tanya Boni.
Hahahahahahaha…tentu saja saya ngakak abis mendengar omongannya.
Silakan dibaca contoh cerpenting di atas
Coba perhatikan cerpenting di atas. Gampang banget kalo mau dijadikan konten video.
Luar biasa kan manfaat cerpenting?
Jadi mulai sekarang, setiap kalian tergugah emosinya, langsung dicatat.
Simpan di laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’.
Setiap kali kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Inspiratif, kan?
Kalo kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.
MEMANCING EMOSI
Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita konversikan menjadi ide.
Pernah kan kalian ngedenger orang ngomong, "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka inshaa Allah kita akan menjadi kaya."
Ada lagi kalimat yang mengatakan,
"Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu."
Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas.
Saking banyaknya sampe saya curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian?
Karena sepanjang pengalaman menulis, saya juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide.
Dan setelah saya coba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas. Bunyinya begini,
"JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."
Persis sama kan formulasi kalimatnya?
Ajaib, ya?
Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menulis kalo belom ada ide?
Sering kan kita ngedenger orang ngomong begini, 'Gue sih mau nulis tapi belom ada ide nih.'
Nah, itu keliru. Itu salah. Salah besar!!!! Perlu saya tekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Persoalannya, cara mancingnya gimana? Okay saya kasih tau.
Tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Buat kita-kita aja di group ini, nih. Hehehehe....😂😂. Caranya begini: Coba perhatikan sekeliling kalian. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.
Nah, metode menulis tanpa ide ini sudah saya praktekkin bersama partner saya Asep Herna. Dia seorang penulis juga. Saya menemukan metodenya dan Asep yang mempraktekkannya. Suatu hari dia mencoba memperaktekkan metode ini. Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu. Tapi sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg. Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya. Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ditemukannya. Benda-benda tersebut adalah :
1. PRINTER
2. KERTAS
3. DINDING
4. AC
5. JAM
6. LAPTOP
Setelah itu, Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda tadi. Dan beginilah hasilnya :
"PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."
Coba dibaca dulu ya. Dan perhatikan semua benda yang dipilihnya ditulis dalam kapital. Teman-teman sekalian. Coba perhatikan baik-baik. Asep mengaku belum punya ide untuk menulis. Tapi dia telah memiliki sebuah tulisan yang sangat bagus. Luar biasa, kan? Satu hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN. Baru dari mata doang. Asep telah membuat sebuah tulisan yg bagus hanya dengan mengandalkan matanya. Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik, (pendengaran) bau Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita, (penciuman) rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa, (pengecapan) rasa jijik ketika seekor kecoak berjalan di atas kaki kita (perabaan) Dan masih banyak lagi. Apa yang dilakukan Asep Herna di atas tentunya dapat dilakukan oleh kita semua. Meskipun belom punya ide. Nyalakanlah laptop kalian. Duduk di depannya. Buka software WORDS. Taruh jemari kalian di atas tuts seakan-akan kalian sudah mendapat ide untuk ditulis. Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Silakan kalian memperaktekkan metode ini. Kalo bisa semua mencoba ya? Karena sebuah metode sulit dipahami kalo gak dipraktekin.
Nah begitu penjelasan Om Bud yang saya kutif sebagian di penyampaisn materinya lewat grup WA Belajar menulis gelombang 8 menilis jangan menunggu ide datang tulis saja dulu nanti ada ide, ini mah kata saya, hehe.
Bagamana mau belajar menulis tanpa ide? Menulislah! supaya ide anda tidak hilang dan tidak terlupakan.
BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT
Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya.
“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.
“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya lalu cipika-cipiki dengannya.
Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”
“HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”
"Coba dibaca dulu cerpenting di atas ya...." Om Bud menyuruh peserta belajar menulis gelombang 8 agar membaca cerita di atas.
Coba perhatikan cerita sederhana ini. Sama sekali gak penting. Lucu, kan? Kalo mau kekinian, cerita ini bisa kita bikin versi videonya. Maka jadilah konten menarik yang bisa kita posting di IG, Youtube dll. 😂
CERPENTING #2
PERCAKAPAN DI SEBUAH BAR
Saat itu saya sedang berada di sebuah kafe dan duduk di bar bersama Boni. Karena home band yang main gak bagus, akhirnya kami memutuskan untuk ngobrol aja ngediskusiin band-band yang kami suka.
“Eh, Bon. Lo tau Superman is dead?” tanya saya.
Di luar dugaan Boni menjawab,
“Hah? Innalillahiiii….Kapaaan????” tanya Boni.
Hahahahahahaha…tentu saja saya ngakak abis mendengar omongannya.
Silakan dibaca contoh cerpenting di atas
Coba perhatikan cerpenting di atas. Gampang banget kalo mau dijadikan konten video.
Luar biasa kan manfaat cerpenting?
Jadi mulai sekarang, setiap kalian tergugah emosinya, langsung dicatat.
Simpan di laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’.
Setiap kali kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Inspiratif, kan?
Kalo kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.
MEMANCING EMOSI
Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita konversikan menjadi ide.
Pernah kan kalian ngedenger orang ngomong, "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka inshaa Allah kita akan menjadi kaya."
Ada lagi kalimat yang mengatakan,
"Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu."
Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas.
Saking banyaknya sampe saya curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian?
Karena sepanjang pengalaman menulis, saya juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide.
Dan setelah saya coba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas. Bunyinya begini,
"JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."
Persis sama kan formulasi kalimatnya?
Ajaib, ya?
Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menulis kalo belom ada ide?
Sering kan kita ngedenger orang ngomong begini, 'Gue sih mau nulis tapi belom ada ide nih.'
Nah, itu keliru. Itu salah. Salah besar!!!! Perlu saya tekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Persoalannya, cara mancingnya gimana? Okay saya kasih tau.
Tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Buat kita-kita aja di group ini, nih. Hehehehe....😂😂. Caranya begini: Coba perhatikan sekeliling kalian. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.
Nah, metode menulis tanpa ide ini sudah saya praktekkin bersama partner saya Asep Herna. Dia seorang penulis juga. Saya menemukan metodenya dan Asep yang mempraktekkannya. Suatu hari dia mencoba memperaktekkan metode ini. Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu. Tapi sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg. Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya. Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ditemukannya. Benda-benda tersebut adalah :
1. PRINTER
2. KERTAS
3. DINDING
4. AC
5. JAM
6. LAPTOP
Setelah itu, Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda tadi. Dan beginilah hasilnya :
"PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."
Coba dibaca dulu ya. Dan perhatikan semua benda yang dipilihnya ditulis dalam kapital. Teman-teman sekalian. Coba perhatikan baik-baik. Asep mengaku belum punya ide untuk menulis. Tapi dia telah memiliki sebuah tulisan yang sangat bagus. Luar biasa, kan? Satu hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN. Baru dari mata doang. Asep telah membuat sebuah tulisan yg bagus hanya dengan mengandalkan matanya. Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik, (pendengaran) bau Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita, (penciuman) rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa, (pengecapan) rasa jijik ketika seekor kecoak berjalan di atas kaki kita (perabaan) Dan masih banyak lagi. Apa yang dilakukan Asep Herna di atas tentunya dapat dilakukan oleh kita semua. Meskipun belom punya ide. Nyalakanlah laptop kalian. Duduk di depannya. Buka software WORDS. Taruh jemari kalian di atas tuts seakan-akan kalian sudah mendapat ide untuk ditulis. Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Silakan kalian memperaktekkan metode ini. Kalo bisa semua mencoba ya? Karena sebuah metode sulit dipahami kalo gak dipraktekin.
Nah begitu penjelasan Om Bud yang saya kutif sebagian di penyampaisn materinya lewat grup WA Belajar menulis gelombang 8 menilis jangan menunggu ide datang tulis saja dulu nanti ada ide, ini mah kata saya, hehe.
Bagamana mau belajar menulis tanpa ide? Menulislah! supaya ide anda tidak hilang dan tidak terlupakan.
Salam blogger persahabatan
By Unih
Https://unih789.blogspot.com
Https://unih789.blogspot.com
pokoknya tepuk salut.....
ReplyDeleteTerusakan.menulis
ReplyDeleteMeskipun penguasaan IT kurang tapi mau belajar menulis.....
DeleteTerima kasih
yuk menulis tanpa ide, https://membangunpersonalbranding.blogspot.com/2020/04/menulis-tanpa-ide-bersma-budiman-hakim.html
ReplyDeleteAyu
Delete