Larangan mudik saat wabah covid-19

Mudik merupakan kebiasaan masyarakat muslim yang dilakukan menjelang lebaran. Kebiasaan ini dilakukan terus menerus setiap tahun menjelang lebaran. Akhirnya kebiasaan ini terus terjadi sehingga terbentuklah budaya "mudik". 

Karena budaya mudik ini serentak, akhirnya fenomena macet dan berdesak desakan muncul di mana-mana terutama tempat perbelanjaan, terminal, kendaraan umun, jalan raya dan tempat-tempat umum lainnya. Keramaian dimana-mana, orang mudik seakan-akan mereka senang tanpa beban, yang terpikirkan berkumpul bersama dengan sanak saudara merayakan lebaran. 

Orang yang mudik cukup bermacam-macam, ada yang menggunakan sepeda motor, mobil angkutan umum, mobil pribadi, kereta api dan lain-lain. Mereka juga sangat sibuk dengan barang bawaannya sebagai oleh-oleh lebaran di kampung halaman bersama orang tua atau saudaranya.

Situasi ramai mudik lebaran sangat bertentangan dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Adanya wabah pandemi virus korona mengharuskan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah (stay at home), harus jaga jarak dengan orang (social distancing ),  pembatasan social berskala besar (PSBB) dan lain-lain. 

Dengan adanya wabah pandemi virus korona (covid-19), pemerintah melarang masyarakat untuk mudik. Tetapi masih  banyak masyarakat yang memaksa mudik dengan berbagai cara untuk pulang ke kampung halamannya. Berbagai cara pun ditempuh, ada yang mengatakan pulang kampung ada yang meminjamkan KTP supaya bisa pulang kampung,  ada yang ikut mobil truk angkutan barang, dan lain-lain. 

Budaya mudik tahun-tahun sebelumnya selalu sama. Kemacetan di jalan raya, desak-desakan di tempat perbelanjaan, terminal dan kendaraan selalu terjadi dan tidak bisa di bendung. Lebaran tahun ini mungkin tidak akan ada budaya mudik lebaran. Ya, saat ini lebih baik kita ikuti aturan pemerintah. Karena pemerintah menginginkan yang terbaik bagi rakyatnya.

Desas dedus tidak boleh mudik dan hanya boleh pulang kampung. Ini perlu penjelasan yang lebih tepat, agar masyarakat paham maksud dari pemerintah. Mudah-mudahan banyak masyarakat yang sadar dan menyayangi dirinya, keluarganya dan orang lain. 

Apa bedanya mudik dan pulang kampung? Berikut adalah contoh membuat kalimat mudik lebaran dan pulang kampung.

  1. Orang yang tinggal di kota banyak yang meninggalkan rumahnya yang megah untuk mudik lebaran dengan menggunakan mobil pribadi. Mudik lebaran sudah biasa mereka lakukan setiap tahun. Mereka tetap merasa senang meskipun harus berdesak-desakan dan jalanan macet. Karena mereka akan berkumpul dengan keluarga dan sanak saudaranya di kampung.
  2. Setelah satu bulan ayah bekerja di kota, akhirnya ayah pulang kampung, karena pekerjaan ayah sudah selesai. Kosan ayah di kota akan berpindah ketangan orang lain.
Mudik lebaran menjadi budaya tahunan, pulang kampung bisa kapan saja. Meskipun kita memiliki beranekaragam budaya, suku, adat dan lain lain, kita harus tetap bersatu bekerjasama memutus penyebaran wabah covid-19. Wabah ini terjadi atas seijin Allah, dan wabah ini akan di hilangkan juga atas seijin Allah. Kita semua berharap dengan seijin Allah SWT. wabah covid-19 bisa segera hilang dari muka bumi.

Salam persahabatan 

Unih
https://unih789.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

Kelas 8D Mengidentifikasi Unsur Budaya Di Indonesia