Pengalaman Mengikuti Pendidikan Profesi Guru

Pengalaman Mengikuti Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan


Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh: Unih, S.Pd

Menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG) itu tidak gampang, karena perlu perjuangan supaya bisa menyelesaikannya, dan juga tidak sulit, jika kita menjalaninya dengan serius dan ikhlas menjalaninya. Ikuti saja sesuai alurnya, biarkan kita menjalaninya bagaikan air yang mengalir dengan tetap berusaha agar air dapat mengalir dengan lancar. 

Saya lulus preetes tahun 2018 dan terbawa PPG tahun 2019. Kenapa saya ikut PPG, karena awalnya saya mau mencoba dan ada teman yang memberi tahu bahwa PPG bersubsidi katanya hanya sampai tahun 2019, jadi saya lebih tertarik dan lebih kuat semangat saya supaya bisa ikut PPG bersubsidi tahun 2019 dan bisa lulus. Tapi memang meskipun bersubsidi, kita tetap harus memiliki bekal baik materil maupun moril.

Tiga bulan harus menjalani daring. Materi yang dibahas meliputi materi pedagogi, dan profesional. Setiap materi terdiri dari bab dan subab. Setiap sub bab ada tugas dan post test yang harus dilalui. Misalnya untuk pedagogi terdiri dari 6 modul. Satu modul terdiri dari 4 sampai 6 kegiatan pembelajaran (KB), disetiap KB ada post tes dan tugas yang harus dikerjakan dan diupload. Setelah menyelesaikan beberapa KB dalam satu modul maka nanti akan menghadapi tes sumatif. Begitu juga dengan materi - materi profesional, cara pengerjaannya hampir sama. 

Pengerjaan tiap KB diberi waktu dua atau tiga hari harus sudah selesai baik post tes maupun tugasnya. Karena harus melanjutkan ke KB berikutnya. Karena pembelajaran dilakukan secara daring, maka kita perlu menyiapkan laptof, hp android, dan quota yang memadai. 
Pengalaman saya dalam mengerjakan tugas terkadang saya tidak tidur sampai dua malam berturut - turut untuk menyelesaikan tugas. Karena, kalau siang saya harus mengajar di sekolah. Saya harus post tes dan upload tugas tengah malam agar sinyal lancar. 

Susah senang selama daring mungkin sedikit senangnnya, karena saya yang berada di desa dimana sinyal belum kuat memaksa saya untuk belajar di tempat yang terkadang tidak pada tempatnya. Misalnya di belakang rumah, dan di luar halaman depan rumah untuk mencari sinyal. Di depan rumah saya sinyalnya lebih bagus maka dengan terpaksa malam-malam saya keluar untuk belajar. Saking seriusnya tahu-tahu adzan subuh sudah berkumandang, sementara tugas belum selesai. Akhirnya saya segera shalat subuh kemudian lanjut lagi mengerjakan. 

Waktu pengerjaan tiap KB harus tepat waktu, karena sudah di target waktu pengerjaannya. Jika terlambat mengupload tugas maka kita tidak akan bisa mengirim tugas, kecuali harus konfirmasi langsung ke dosen pembimbingnnya. 

Catatan dan waktu pembelajaran kita selama daring secara statistik akan tercatat, mulai belajar, mengerjakan postes, tes sumatif, pengiriman tugas, bahkan kalau tugas kita terlambat maka otomatis di keterangan tugas terlambat. 

Belajar secara daring, kalau di UPI saya lewat Spada, kita juga bisa diskusi bersama teman dan dosen lewat WAG. Daring selama tiga bulan menyebabkan kami bisa saling mengenal dengan anggota grup dan kelas daring. Belajar sampai tengah malan pun tidak terasa sepi, sebab banyak teman kita yang senasib sama sedang mengerjakan tugas. Jadi kita bisa sama-sama sharing pemahaman dan sesekali bercanda sehingga tidak merasa ngantuk. 

Tidak terasa tiga bulan sudah terlewati, kini saatnya menunggu pengumuman kelulusan daring. Secara alamiah, hati berdebar saat membuka pengumuman. Setelah saya buka pengumuman Alhamdulillah, usaha susah payah daring tiga bulan akhirnya lulus. Namun itu belum selesai, perjalanan masih panjang. Setelah lulus daring, untuk menyelesaikan PPG harus lanjut ke tahap berikutnya yaitu workshop selama satu bulan dilanjutkan PPL selama satu bulan berikut uji kinerja (ukin ) di sekolah mitra  Universitas dan Uji Pengetahuan (UP).

Sebelum saya pergi ke Bandung untuk mengikuti tahap berikutnya, ini membutuhkan tekad yang kuat dan perlu persiapan biaya, karena kita akan jauh dari keluarga meninggalkan anak dan suami.
Laptof, printer, pakaian, peralatan pribadi dan lain-lain termasuk berkas yang harus disiapkan untuk mengikuti orientasi, semua harus disiapkan. 

Saya, mencari kosan pertama lewat teman. Saya kos di daerah ledeng. Kebetulan ada kosan pak Badim yang baik. Waktu itu saya sekamar berdua dengan teman PPG sekelas bu Tri Kurniasih namanya. 

Hari pertama pergi ke Bandung, saya diantar oleh suami pakai mobil karena membawa barang-barang cukup banyak. Sampai di Bandung, saya merasa bagaikan mimpi karena kisah beberapa puluh tahun ke belakang saya kuliah di UPI dan sekarang harus belajar lagi di UPI dengan program yang berbeda, yaitu PPG. 

Setelah satu minggu di Bandung  anak-anak di rumah sudah mulai ingin ketemu dengan ibunya, akhirnya mereka ke Bandung dibonceng oleh ayahnya  menggunakan motor meskipun harus boncengan bertiga. Si kecil di depan si kakak di belakang. Mereka ikut menginap semalam di kosan. Pagi-pagi mereka pulang lagi. Di perjalanan pulang, si kecil selalu menangis. Diajak makan tidak mau dibelikan kue juga tidak mau. Entah apa yang dirasakannya, si kecil mungkin masih rindu sama ibunya. Ya begitulah resikonya. 

Suami yang ditinggalkan oleh istrinya harus bisa menjadi ibu juga di rumah. Nyuci, masak, dan semua pekerjaan rumah harus dikerjakannya. Meskipun harus pergi bekerja. Ya, itulah hidup.

Foto bersama setelah selesai workshop PPG  mata pelajaran IPS


Kembali pada kegiatan whorkshop di UPI. Di workshop saya membahas materi hampir sama dengan materi waktu daring, hanya bedanya kalau workshop membahas materi secara langsung dan presentasi langsung di depan kelas bersama teman dan dosen. Banyak tugas juga yang harus dikerjakan. Misalnya membuat makalah, perangkat pembelajaran, Proposal PTK yang akhirnya harus di buat PTK sesuai tempat PPL dan lain-lain. 

Setelah workshop selesai, saatnya PPL di sekolah yang sudah ditunjuk oleh Universitas, kebetulan waktu itu saya ditempatkan di satu sekolah dimana dulu pa Ridwan kamil sekolah waktu SMP, yaitu SMPN 2 Bandung. Rasa bangga bisa mengajar dan mengenal sekolah di kota dengan fasilitas yang serba ada. Menurut saya itu sekolah ideal, jauh selakali dengan kondisi sekolah asal saya mengajar di desa yang serba tidak ada dengan karakteristik siswa yang beragam dan apa adanya.  Namun saya juga bangga, bisa mengajar di desa. Setidaknya bisa berbagi ilmu pengetahuan dan ikut membantu pembentukan karakter bangsa.


Memperkenalkan quizizz pada siswa kelas 7 SMPN 2 Bandung saat PPL PPG

PPL di SMPN 2 Bandung bagi saya sangat berkesan, anak-anak yang saya ajar 99,9 % 
aktif dan sungguh-sungguh dalam belajar. Mereka berani mengemukakan pendapat saat diskusi. Suasana pembelajaran menyenangkan. Pertama kali mereka saya perkenalkan quizizz, mereka sangat antusias. Semua siswanya keren-keren. 

Setelah tiga minggu mengajar, saatnya harus ujian kinerja (UKIN). Ada perasaan berdebar juga, saat persiapan ukin. Penguji ukin ada dua orang yaitu dari dosen dan guru pamong silang. Waktu itu dosen penguji saya adalah bu Yani, dosen yang tegas, cerdas, dan berwibawa. Dosen yang pantas dijadikan tauladan. 

Setelah ukin selesai, PPL pun selesai. Kini harus siap-siap untuk Uji Pengetahuan (UP). Ujian terakhir yang sangat menentukan Lulus dan tidak ikut PPG. Terkadang orang itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Waktu itu, saya beserta teman sekelas saya ikut UP ternyata tidak ada yang lulus. Adapun yang lulus itu pindahan dari kelas lain. Ada suatu keanehan, mengapa ini bisa terjadi. Padahal persiapan sepertinya sudah maksimal. Tapi itulah yang terjadi.

Kegagalan yang pertama tidak mematahkan semangat. Belajar, belajar dan belajar terus dilakukan. Berdoa agar selalu mendapatkan ridho Allah SWT.   karena saya sudah mengorbankan keluarga, telah meninggalkan anak-anak dan suami untuk menyelesaikan PPG.  Alhamdulillah atas ijin Allah SWT. UP yang kedua lulus. Lega rasanya, meskipun masih honorer mudah-mudahan saya diberi kemudahan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai guru profesional.

Menghadapi PPG harus siap segalanya. Siap jasmani dan rohani. Berusaha dan berdoa, hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

Salam blogger persahabatan

Unih, S.Pd
https://unih789.blogspot.com


Comments

  1. Benar benar curhatan hati selama mngikuti ppg yah bu unih 😄👍🏻👍🏻

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

IHT Tentang IKM, P5 dan Pembuatan Modul Ajar Bersama Narasumber Hebat Ibu Fera Maulidya Sukarno, M.Pd. di SMPN 3 Cipunagara

Kegiatan Open Class VII MGMP IPS Kabupaten Subang di Komisariat Pagaden

Letak dan Luas Benua Asia dan Benua Lainnya : Bahan Ajar IPS Kelas 9 Semester Ganjil