Masa Belajar dari Rumah dan Bekerja dari Rumah Diperpanjang

Setiap orang pasti tahu, bagaimana pelaksanaan pembelajaran di sekolah saat ini. Dengan adanya wabah virus korona, belajar dan bekerja dilakukan dari rumah. Tidak sedikit siswa yang mengatakan lebih enak belajar di sekolah dan guru pun demikian. Namun bagaimana dengan desas desus masyarakat dan orang tua siswa yang tinggal di kampung? Ternyata di kampung saya banyak yang kurang memahami kondisi pembelajaran tersebut. Mereka ada yang mengatakan sekolah libur, ada yang beranggapan guru juga libur. Padahal sudah di umumkan baik melalui WA maupun situs internet bahkan bertatap muka langsung bagi sebagian orang tua. Tetapi masih belum paham. Mereka bertanya, anak saya libur terus nanti nilainnya bagaimana. Anak saya libur terus belajarnya bagaimana. Pertanyaan-pertanyaan itu sebetulnya tidak perlu muncul jika sudah paham bahwa sekarang belajar bisa darimana saja dan dimana saja temasuk di rumah kita bisa belajar yaitu dengan cara online.

Kasus di daerah saya di kampung, tidak sedikit siswa yang ketinggalan mengikuti pembelajaran secara online. Hal ini menunjukkan tanggung jawab dan kedisiplinan anak yang belum maksimal. Berbagai alasan muncul dengan tertinggalnya pembelajaran. Misalnya alasan tidak punya quota dan hp rusak. Tapi memang itu kenyataan. Kita tidak bisa menutup mata. Selain siswa yang ekonominya mampu, masih banyak juga siswa yang kurang mampu kalau dilihat dari segi ekonomi. Namun permasalahannya banyak siswa yang ekonominya mampu tapi belajarnya masih banyak tertinggal. Disisi lain guru harus membantu siswa dalam kesulitan belajarnya, tetapi terkadang siswa yang ingin kita bantu tidak peduli bahkan acuh tak acuh. Berbagai peringatan dan nasihat dia peroleh tapi tetap tidak bisa merubah keadaan siswa tersebut.

Perbedaan siswa yang motivasi belajarnya tinggi dan siswa yang kurang motivasi belajar dilihat dari segi ekonomi. Dari kelas yang saya amati menunjukkan bahwa ada siswa ekonomi lemah tetapi ia rajin dan giat belajar. Tetapi siswa yang ekonominya mampu malah kurang giat dan kurang rajin belajarnya. Ada lagi siswa yang kurang mampu dari segi ekonomi belajarnya kurang giat dan kurang rajin bahkan sering ada masalah sehinggs sering di panggil guru BP. Dan ada siswa yang dari segi ekonomi mampu dan siswa tersebut belajarnya rajin dan giat sehingga prestasinya pun lebih baik.

Dilihat dari kondisi keluarga siswa hubungannya dengan motivasi belajar siswa di sekolah yang saya ajar berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan banyak siswa yang berasal dari keluarga yang broken home dan siswa tinggal bukan dengan orang tuanya siswa tersebut banyak yang belajarnya sangat tidak rajin bahkan jadi putus sekolah. Sebaliknya siswa yang tinggal dengan orang tuanya dan mendapatkan kasih sayang orang tuanya siswa tersebut banyak yang rajin, giat, tanggung jawab disiplin dan pandai dalam pelajarannya. Sehingga prestasinya juga lebih baik.

Di rumah, anak butuh perhatian orang tua. Di sekolah anak butuh perhatian gurunya. Anak yang pintar dan baik sering jadi perhatian guru dan orang tuanya. Sebaliknya anak yang butuh perhatian khusus terkadang terlupakan oleh orang tua dan gurunya. Mari kita perhatikan anak-anak kita. Lebih baik orang tua dan guru kerjasama dalam memperhatikan perkembangan anak dalam belajarnya demi masa depan bangsa kita meskipun harus belajar dan bekerja dari rumah. Anak kita butuh dukungan besar dari orang tua untuk belajar. Sayangi anak-anak kita. Dan sebaliknya untuk anak-anak sayangi orang tua dan guru kita.

Salam blogger persahabatan

Unih
https://unih789.blogspot.com


Comments

Popular posts from this blog

IHT Tentang IKM, P5 dan Pembuatan Modul Ajar Bersama Narasumber Hebat Ibu Fera Maulidya Sukarno, M.Pd. di SMPN 3 Cipunagara

Kegiatan Open Class VII MGMP IPS Kabupaten Subang di Komisariat Pagaden

Letak dan Luas Benua Asia dan Benua Lainnya : Bahan Ajar IPS Kelas 9 Semester Ganjil