Polemik Pembelajaran Jarak Jauh Secara Daring

Berfikir tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang sudah dilakukan dalam situasi pembelajaran jarak jauh. 

TETAP BELAJAR. Tak terasa belajar secara daring pada tahun ajaran baru 2020/2021 semester ganjil sudah hampir 2 bulan, apa sajakah yang sudah kita peroleh? Keahlian apa saja yang sudah kita kuasai? Dan apa saja yang sudah kita lalukan? Pertanyaan tersebut muncul karena berdasarkan apa yang dialami selama pembelajaran jarak jauh lewat daring ini, ternyata banyak orang tua yang mengeluhkan tentang quota. Pembelajaran jarak jauh secara daring katanya "olok pulsa" artinya boros pulsa. Lalu apakah jika hp yang dimiliki tidak digunakan untuk pembelajaran jarak jauh tidak "olok pulsa?" Nah pertanyaan ini harus kita jawab secara jujur. Asumsinya jika peserta didik dan orang tua yang punya hp pintar tidak digunakan untuk media pembelajaran jarak jauh secara daring apakah dijamin tidak "olok pulsa" .

Perkembangan teknologi yang pesat, perdagangan bebas yang sedang berlangsung membuat kita semua harus bisa mengikuti perkembangan tersebut. Karena jika tidak mengikuti kita akan tertinggal jauh. Negara lain yang sudah maju akan semakin maju dan negara yang tertinggal akan semakin tertinggal. 

Bagaimana kita bisa mengikuti perkembangan teknologi dengan cerdas? Jika orang lain mampu membuat hp dan aplikasi-aplikasi yang bisa diperjual belikan apakah kita mau jadi penonton saja? Saya sendiri merasa harus memiliki skill yang baik untuk  mengejar ketertinggalan teknologi ini. Perdagangan bebas yang sekarang sedang berlangsung membuat saya berfikir keras apa yang harus dilakukan agar tidak hanya menjadi penonton. Apa yang harus saya lakukan untuk bangsa ini agar tidak hanya menjadi penonton ketertinggalan. Apa yang harus dilakukan supaya bangsa yang saya cintai tidak dikuasai bangsa lain baik dari segi ekonomi, sosial dan politik. Karena kemampuan yang terbatas, maka perlu belajar, belajar dan berdoa. Masalah hasil sudah ada yang mengatur. 

Dengan banyaknya pertanyaan, daripada diam dan tak melakukan sesuatu maka tidak ada salahnya jika mencoba melakukan pembelajaran dan memanfaatkan peluang masa pandemi covid-19 dengan pembelajaran jarak jauh melalui daring. Tujuannya adalah selain kita ikut berusaha memutus mata rantai penyebaran covid-19, kita juga ikut memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Tidak salah jika peserta didik dan orang tua yang memiliki hp android digunakan untuk proses pembelajaran jarak jauh. 

Sebelum adanya wabah covid-19, peserta didik dilarang membawa hp android ke sekolah. Bahkan dalam  tata tertib juga dicantumkan jika peserta didik membawa hp dan ditemukan di dalam hpnya terdapat video, gambar dan cerita pornografi yang dapat merusak mental, maka peserta didik akan mendapatkan sanksi, teguran dan diberi point pelanggaran.

Dulu sebelum adanya covid-19 dan pembelajaran masih tatap muka, larangan membawa hp ke sekolah sangat gencar. Tetapi meskipun dilarang banyak peserta didik yang ditemukan memiliki hp android dan membawanya ke sekolah. Sekarang bagaimana? Apakah peserta didik dilarang?meskipun peserta didik yang memiliki hp android tidak memanfaatkan hpnya untuk proses pembelajaran daring apakah tidak pernah meminta uang ke orang tuanya untuk membeli quota? 

Sebelum pembelajaran jarak jauh secara daring diterapkan sebelum ada wabah covid-19,  ditemukan banyak peserta didik yang memiliki hp android. Untuk memanfaatkan peluang itu maka saat ini hp bisa digunakan untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan daring.

Di lapangan tidak semua peserta didik memiliki hp android yang bagus, bahkan ada yang tidak memiliki hp android. Oleh sebab itu proses pembelajaran jarak jauh melalui daring ini harus dilakukan secara bijaksana. Komunikasi antara peserta didik, orang tua dan guru harus tetap terjalin dengan baik. Kita jangan putus asa membimbing dan menasehati anak kita baik secara tatap muka langsung maupun tidak langsung.

Temuan di lapangan juga ada peserta didik yang memiliki hp android dan selalu memegang hp nya tetapi tidak mengikuti daring. Apakah peserta didik yang tidak aktif dalam PJJ daring tersebut tidak menghabiskan quota? Apakah sebagai orang tua mengetahui anaknya aktif dalam pembelajaran secara daring?

Tulisan ini tak ada maksud untuk sesuatu hal lain, belajar menulis dan mencurahkan pendapat itulah yang sedang dilakukan, mohon maaf jika dalam tulisa ini banyak kata-kata yang kurang berkenan. Intinyà apa yang bisa kita lalukan agar tidak ketinggalan oleh bangsa lain dengan adanya perdagangan bebas dan perkembangan teknologi yang sangat cepat ini. 

Saran, solusi untuk berbagi saya sangat mengharapkan. Tinggalkan komentar dikolom komentar. Terima kasih saya ucapkan untuk semua pembaca yang setia.

Salam blogger persahabatan
Unih, S.Pd
https://unih789.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

IHT Tentang IKM, P5 dan Pembuatan Modul Ajar Bersama Narasumber Hebat Ibu Fera Maulidya Sukarno, M.Pd. di SMPN 3 Cipunagara

Kegiatan Open Class VII MGMP IPS Kabupaten Subang di Komisariat Pagaden

Letak dan Luas Benua Asia dan Benua Lainnya : Bahan Ajar IPS Kelas 9 Semester Ganjil