SALING MEMAAFKAN ITU INDAH
Cerita Lebaran di Rumah dan Saling Memaafkan Tanpa Saling Meminta Maaf Menunjukkan Keikhlasan Hati
Oleh: Unih
Bunga terlihat indah karena hati ikhlas memaafkan kekurangannya. Hidup terasa indah karena ikhlas menjalaninya |
Suara takbir di mesjid mulai terdengar, hal ini menandakan besok saatnya lebaran dan shalat idul fitri akan dilaksanakan. Meskipun dalam keadaan yang sedikit berbeda tetapi senang rasanya mendengar suara takbir di mesjid. Lebaran saat covid-19 masih mencekam menuntut kesadaran kita semua untuk tetap waspada dan peduli pada sesama. Kesadaran untuk tetap di rumah dan tidak mudik harus ditanamkan. Aktivitas lebaran tetap harus bernilai ibadah. Dan ibadah yang kita lakukan harus dengan perasaan ikhlas karena Allah. Pikiran kita harus bebas hilangkan semua beban, bersihkan hati kita dan tetap bertakbir meskipun di rumah.
Tak terasa setelah semalam suntuk membaca takbir, adzan subuh berkumandang, rasa syukur alhamdulillah. Kami sekeluarga segera membersihkan diri dan berwudhu kemudian shalat subuh berjamaah di rumah. Setelah shalat subuh saya menghangatkan nasi dan lauknya dan aktifitas lain sebagai ibu rumah tangga.
Pajar mulai menyingsing, cahayanya mulai terlihat jelas, pukul 06.15 WIB saya beserta keluarga sudah siap-siap mau melaksanakan shalat idul fitri, saya nengok ke jalan melalui jendela rumah, dan terlihat di jalan banyak orang menuju ke mesjid. Dalam pikiran saya terlintas pertanyaan apakah sekarang boleh kumpul di mesjid?berarti saya juga bisa ke mesjid. Tapi..., Aduh bingung juga nih, udah jangan bingung yang penting kita niatnya ibadah karena Allah. Shalat di mesjid niat ibadah shalat di rumah niatnya ibadah. Akhirnya hati pun menjadi lebih tenang ketika ingat ibadah hanya semata-mata karena Allah.
Pada saat saya masih di depan jendela kaca sambil melihat ke jalan, tiba-tiba suami saya menghampiri dan berkata " mah, bapak mau berangkat ke mesjid duluan" katanya. Dengan gesit, pelan dan sedih saya berkata "pak katanya suruh di rumah saja shalat idul fitrinya, bapak jadi imamnya ya!". Saat saya sedang diskusi mau shalat idul fitri dimana, terlihat dari jendela banyak orang yang tadi ke mesjid pada balik lagi. "Oh, mungkin benar pa yang lain juga mau shalat idul fitri di di rumah sesuai arahan pemerintah" kata saya. Suami saya pun semakin percaya diri dan yakin mau shalat idul fitri di rumah menjadi imam meskipun awalnya ragu. Tapi dengan kondisi seperti sekarang semuanya harus bisa dan terbiasa menjadi imam untuk keluarga. Setelah satu bulan menjadi imam di setiap shalat baik shalat fardu maupun shalat tarawih, sekarang saatnya menjadi imam shalat idul fitri untuk yang pertama kalinya.
Untuk mengingatkan tata cara shalat idul fitri, dibukalah kembali panduan shalat idul fitri, baik yang ada di buku maupun yang ada di google. Mak'mun pun di beri arahan tata cara shalat idul fitri. Kebetulan saat itu yang menjadi makmumnya adalah saya, dua anak perempuan saya dan satu anak perempuan anak kakak perempuan saya. Jadi shalat idul fitri tahun ini jumlah makmumnya hanya empat orang.
Meskipun shalat idul fitri dilaksanakan di rumah, terasa khidmat dan sangat berkesan. Karena rasa ikhlas dan rasa berserah diri pada Allah. Semuanya kami pasrahkan pada yang Maha kuasa Allah SWT.
Wabah covid-19 telah merubah keadaan. Mungkin kejadian yang saya alami ini dialami juga oleh orang lain. Secara otomatis semua para suami menjadi imam shalat idul fitri untuk yang petama kalinya di rumah masing-masing. Tidak terkecuali Pak ustad, kiayi, ulama dan habieb serta imam besar mungkin sudah terbiasa menjadi imam. Sedangkan orang biasa seperti saya menjadi lebih terpancing untuk lebih banyak belajar supaya bisa mandiri dalam hal beribadah.
Setelah selesai shalat idul fitri, ada hal yang berbeda. Biasanya kita bebas berkunjung ke orang tua, saudara dan tetangga kini tertahan. Dan ditunda dulu buat tahun depan. Mudah-mudahan tahun depan kita bisa kembali bersalam-salaman merayakan hari raya lebaran. Sekarang bukan tak ingin kami berkumpul dan bersalaman. Mungkin itu yang terbaik buat kita semua saat ini. Saling memaafkan satu dengan yang lainnya tanpa harus diminta. Budaya baru bisa saling memaafkan tanpa saling meminta maaf. Belajar ikhlas saling memaafkan meskipun lewat virtual dan media sosial.
Di hari yang fitri, saya beserta keluarga mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1 syawal 1441 H. Mohon maaf lahir batin.
Dengan segala kerendahan hati, untuk semua saudaraku, sahabatku, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, saya mohon kehikhlasan hatinya untuk memaafkan saya bila ada lisan yang salah, tulisan yang tak berkenan isinya, dan jika ada perbuatan yang khilaf mohon dimaafkan. Mohon Maafkan lahir dan batin.
Wassalam
Unih
https://unih789.blogspot.com
Comments
Post a Comment