Quota Belajar
Peserta Didik yang Tidak Mendapat Bantuan Quota Belajar Mengeluh
Cerita ini diambil dari kisah nyata yang penulis alami. Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring memang sangat membutuhkan fasilitas yang memadai seperti yang disebut hp pintar, laptop komputer dan jaringan internet yang bagus.
Awal pelaksanaan pembelajaran jarak jauh banyak peserta didik dan orang tua mengeluh karena tidak mempunyai hp pintar. Namun lama kelamaan karena hp pintar merasa di butuhkan dalam pembelajaran sehingga orang tua dan peserta didik banyak yang memaksakan diri untuk membeli hp pintar dengan berbagai jenis hp dan merek. Peserta didik ada yang membeli hp baru yang bagus ada juga yang hanya membeli hp bekas yang kacanya sudah retak-retak. Tetapi ada juga yang memilih tidak punya hp karena tidak mampu untuk membeli hp.
Pertama kali saya memperkenalkan beberapa aplikasi yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh secara daring, masih banyak orang tua dan peserta didik yang mengeluh belum bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh itu secara maksimal dengan alasan tidak punya quota.
Beberapa bulan kemudian, Kementrian pendidikan mengeluarkan kebijakan untuk memberikan bantuan berupa quota gratis dengan beberapa syarat dan ketentuan. Singkat cerita saya sebagai salah seorang wali kelas mulai mendata no hp peserta didik untuk didaftarkan supaya mendapatkan bantuan quota dari Kemdikbud melalui admin sekolah. Untuk memotivasi belajar kepada peserta didik saya mengumumkan bahwa jika nanti kalian sudah mendapatkan quota gratis maka kalian harus lebih aktif dan giat dalam mengikuti Pembelajaran jarak jauh secara daring jangan sampai ketinggalan belajar, quota yang diberikan oleh pemerintah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk belajar dari rumah.
Akhirnya, bantuan quota dari pemerintah mulai tanggal 22 september 2020 sudah mulai di berikan. Saya sebagai guru juga mendapatkan pesan bahwa no hp mendapatkan quota 37 GB quota belajar + 5GB quota utama untuk 30 hari ke depan. Meskipun waktu saya cek langsung ternyata sisanya sudah tidak utuh hal ini terjafi mungkin kendala sistem ya.
Ditengah-tengah ramainya peserta didik mengecek quota gratis dari Kemdikbud, ada seorang peserta didik yang mengirim pesan lewat WA menanyakan tentang dirinya yang tidak mendapatkan quota karena sebagai penerima bantuan BSM.
Adapun isi pesan dan perbincangan lewat WA antara peserta didik dan saya sebagai wali kelasnya yaitu sebagai berikut. Nama contak hp saya samarkan. Yaitu Pd sebagai contak peserta didik dan Wk saya sebagai wali kelas.
Pd : "Assalamualaikum. Bu saya ko ga dapet kuota belajar"
Wk : "Wa'alaikum salam. Memang katanya ada beberap no hp yang tidak mendapatkan bantuan quota diantaranya yaitu penerima BSM, KIP, PKH DLL.
Pd : "Saya udah ga dapet bsm"
Wk : "Atau karena kartu tidak aktif"
Pd : "Selalu aktif bu"
Wk : "Itu yang mendeteksinya dari provider dan kementrian. Sekolah hanya mengajukan saja semuanya
Pd : "Oh ya udah deh bu makasih info nya"
Wk : Sama-sama
Satu hari kemudian nama peserta didik dengan nomer hp yang sama bertanya lagi masih hal yang sama.
Pd : "Assalamualaikum bu punten. Ari pelana sari kmha gening te kenging kuota
Batur mah tos kenging sadayana"
Wk : "Wa'alaikum salam, mungkin Pd atau orang tuanya pernah dapat bantuan dari pemerintah "
Pd : "Emang dapet kartu pkha,, yg laen juga ada yg dapet tapi dapet kuota buat belajar. Saya juga butuh kuota geratisnya,,, bu pusing beli kuota tiap minggu nya,, kalo dapet mah saya ga bakalan pusing mikirin buat ngisi paket. Ada kartu yg dapet itu pun setiap 1 tahun sekali,, sedang kan belajar butuh paket tiap hari. Kalo emang bener yang punya kartu ga dapet yang laen juga ada yg punya kartu tiap bulan, tapi udah dapet paket nya. Ngapain masukin no hp ga dapet mah ya percuma di mintain no nya atuh bu gimana sih".
Wk : " Ya itu dari pemerintahnya seperti itu, kalau ingin tahu lebih jelas silakan lihat di google tentang syarat-syarat dapat quota gratis. Kalau harapan ibu semuanya dapat bantuan quota. "
Pd : "Iya saya ga bakalan bilang gitu kalo yg punya kartu ga dapet,, yg laen nya juga punya kartu tapi dapet paket nya.
Pd : " Siapa namanya?"
Pd : "Kalo gitu minta cairin kartu nya buat beli kuota nya,, udah berapa bulan lamanya,, buat jajan aja susah apa lagi buat beli kuota."
Wk : "Siapa namanya yang punya kartu tapi dapet quota? Masalah pemberian dan pencairan bantuan bukan ibu yang memberi tapi pemerintah kenapa nyuruh ke ibu supaya mencairkan kartunya ko aneh ya."
Pd : " Iya saya minta maaf. Tapi saya iri ke yang lain, yang lain udah dapet, Sedang kan ade saya belum dapet. Saya sudah pusing buat beliin paket nya"
Wk : " Ia siapa nama siswa yang mendapat bantuan bsm juga mendapatkan bantuan quota?"
Pd : "Siti rina novi nur imel, yang saya tau. Tapi kenapa ade saya ga dapet. Itu yang bikin saya kesel. Kesel nya harus beli paket tiap minggu sedang kan buat jajan aja susah."
Wk : "Coba nanti akan ibu tanyakan ke mereka betul tidak."
Pd : "Kalo beneran dapet mah saya ga pusing sangat membatu. Tau gitu mah mending sekolah seperti biasa, belajar di rumah malah musingin."
Wk : "Kita juga harus belajar ikhlas dan bersyukur ."
Pd : "Iya, Sekali lagi saya minta maaf kalo saya udah bicara yg ga sopan"
Wk : "Ibu sudah berusaha mendata no hp kalian untuk di daftarkan supaya mendapatkan bantuan, masalah dapet dan tidak itu kan bukan ibu yang memberi quotanya. Pd harus belajar menerima kenyataan dan tetap mampu bersyukur rejeki itu sudah ada yang mengatur. Ibu di sini hanya sebagai wali kelas yang hanya bisa membantu dari segi moril, sedangkan dari segi materil ibu belum bisa."
Pd : "Iya tapi kalo ketinggalan pelajaran jangan salahkan Pd"
Wk : " Terima kasih Pd sudah curhat mudah-mudahan terasa lebih lega. Tetap semangat belajarnya ya meskipun belum berkesempatan mendapatkan bantuan quota. Mudah-mudahan nanti mendapatkan rijki yang lebih besar."
Pd : "Bukan Pd, tapi saya kaka nya."
Demikian perbincangan seputar bantuan quota. Hmmm ternyata saya baru sadar, perbincangan panjang lebar tersebut ternyata bukan dari ansk didik saya tetapi dari kakanya dari peserta didik yang saya ajar. Dari kejadian tersebut saya berfikir ternyata bantuan quota belajar ini sangat dibutuhkan oleh semua peserta didik terutama untuk peserta didik yang saya ajar. Sedangkan bagi yang lain mungkin ada yang kurang membutuhkan karena mungkin setiap tingkatan sekolah, guru, mahasiswa dan dosen memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam mengakses internetnya. Misalkan ada yang membutuhkan quota hanya untuk google classroom dan wa saja, ada yang membutuhkan quota buat belajar live via youtube, dan lain-lain.
Pemerintah kita pasti menginginkan yang terbaik buat semuanya. Kemajuan bangsa kita ada di tangan kita semua. Kerjasama yang baik pemerintah dan rakyatnya dapat mempercepat pencapaian tujuan bersama yaitu Indonesia maju berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Mudah-mudahan secepatnya bangsa kita terbebas dari wabah covid19. Kebijakan pemerintah yang transparan, penyampaian informasi yang benar terhadap masyarakat sangat di butuhkan. Berkembang pesatnya teknologi informasi harus memberikan dapat positif. Kita semua harus bisa memilah dan memilih informasi yang benar.
Salam persahabatan
Oleh: Unih
https:unih789.blogspot.com
Comments
Post a Comment